Jenis NAPZA
Psikotropika
Narkotika
Zat Desainer
Ganja
Inhalansia
Kokain
Opioid
Sabu-sabu
Ekstasi (XTC)
Minuman Keras
 
NAPZA SUNTIK POTENSIAL TULARKAN HIV/AIDS

Penularan HIV/AIDS juga dipacu pemakaian narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) melalui suntikan. Separo dari pemakai napza suntik terinfeksi HIV di Nepal, Myanmar, Thailand, Indonesia, dan India (Manipur).

Laporan kasus HIV/AIDS Ditjen PPMPL menyebutkan, sejak Januari sampai sampai 30 September 2003 lalu. Setidaknya terdapat 133 kasus HIV dan 223 kasus AIDS. Secara kumulatif, jumlah pengidap infeksi HIV dan kasus AIDS sampai 30 September 2003 ada 3.924 kasus dengan perincian 2.685 infeksi HIV, 1.239 kasus AIDS ( 429 di antaranya telah meninggal).

Khusus untuk kasus HIV/AIDS tahun 2002, lebih dari 80 persen karena pemakaian napza suntik. Untuk tahun 2003, kecenderungan penyebaran juga sama (melalui napza suntik). Tetapi, tidak berarti penularan melalui hubungan seks yang tidak aman lepas dari penularan HIV.

Pemakaian napza suntik juga menjadi sorotan dalam Laporan Kemajuan Global HIV. Survei Laporan Kemajuan Global mengungkap, rendahnya jangkauan akses pencegahan HIV di kalangan pemakai napza suntik. Secara global, kurang dari ima persen pemakai napza suntik mengakses pencegahan HIV/AIDS. Sedangkan di Indonesia baru 1,5 persen saja.

Pada akhir tahun 2002, UNAIDS dan WHO menyoroti peningkatan infeksi HIV pada pemakai napza suntik. Ketika itu diperkirakan jumlah pemakai napza suntik di Indonesia 160.000 orang dan diperkirakan 43.000 orang diantaranya telah terinfeksi HIV. Bila perilaku ini dibiarkan maka jumlah yang terinfeksi HIV akan berlipat ganda tahun 2003 atau sekitar 80 persen dari total seluruh infeksi baru tahun 2003.

Kondisi memakai napza suntik di masyarakat setidaknya bisa diketahui dari Survei Surveilans Perilaku tahun 2002 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Kesehatan di DKI Jakarta pada 25 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Survei dilakukan terhadap 400 siswa laki-laki dan 400 siswa perempuan. Hasilnya menunjukkan sekitar tiga di antara 10 siswa laki-laki maupun siswa perempuan mengetahui seseorang dalam keluarganya memakai napza. Di antara pemakai itu, sebanyak 40 persen pengguna napza suntik. Selain itu, satu di antara tiga siswa laki-laki (34 persen) mengaku pernah memakai napza walaupun hanya sekali.

Di antara siswa perempuan sekitar 6 persen pernah memakai napza. Dari yang pernah memakai napza, sebanyak 2,5 persen siswa laki-laki dan 0,5 persen siswa perempuan menyatakan pernah memakai napza suntik.[smu-net.com,sumberNet]

Info
Usia korban penyalahgunaan napza termuda 9 tahun
Kita Perlu Tahu
Terapi NARKOBA
Overdosis
Tahap pengobatan NARKOBA
Ciri-ciri pengguna NAPZA
Kiat-kiat berubah untuk pecandu
NARKOBA berbahayakah ?
Berkenalan dengan NAPZA
INHALEN (Ngelem)
Hukuman bagi mereka...
Mengapa NAPZA makin menjadi?